Selasa, 17 Maret 2015

Mendua Dari-NYA




Diduakan, kata ini sudah tak asing lagi untuk kita. Apa yang kalian pikirkan jika mendengar ini? Marah kah? Jengkel kah? Atau bahkan tidak terima? Yaa semua manusia normal dibumi ini pasti tidak ingin diduakan. Hanya dengan mendengar kata ini saja mungkin sebagian orang akan merasakan ketidaknyamanan karena di pikiran mereka jika seseorang berniat untuk mendua atau telah diduakan maka ada kesan tak setia didalamnya.
Disaat kita telah memilih untuk mencintai seseorang dengan tulus namun orang yang kita cintai berniat untuk MENDUAkan kita dengan orang lain pastilah yang kita rasakan adalah rasa marah, tidak percaya, dan tidak terima dengan keputusan itu. mungkin kita akan berontak, menyalahkan orang yang dulunya kita percayai bahwa dia tidak akan setega itu melakukan ini pada kita, atau bahkan menyalahkan diri sendiri. Pasti kalian punya jawaban masing-masing jika ada yang bertanya “apakah kamu mau diduakan?”.
Namun pernahkah kalian berfikir, seberapa setia kita pada-NYA? Pikir lagi apakah kita sudah yakin tidak menduakan-NYA?. Jika kalian menyakan hal seperti ini pada saya, maka yang bisa saya lakukan adalah merintih dalam tangisan yang berdosa. Dulu ketika saya masih dalam keadaan BUTA dan sisodorkan pertanyaan seperti ini maka saya akan menjawab dengan tegas “TIDAK, saya tidak pernah menduakannya. Dari lahir sampai sekarang saya masih islam kok”
Setelah melewati perjalanan hidup yang mentakdirkanku untuk merubah semuanya. Disitu saya sadar bahwa tidak perlu kita murtad dulu terus kita dibilang tidak menduakan-NYA bahkan ketika kita mencintai seseorang (makhluk-NYA) dengan segenap hati melebihi cinta kita kepada-NYA, menaruhnya di hati yang terdalam, nyaman dengannya melebihi kenyamananmu dengan-NYA itu lah sudah yang disebut menduakan-NYA.
Saya pernah masuk dalam dosa terbesarku yaitu menduakan-NYA, mencitai seseorang bertahun-tahun, berbuat maksiat (pacaran), mencintainya melebihi apapun. Hingga akhirnya DIA mengirimkanku sebuah hadiah TERINDAH dan BERHARGA yakni UJIAN. DIA membolak balikan hatiku, menggulingkannya seperti omabak yang menghantam batu karang. Hingga akhirnya yang kurasakan hanya NERAKA. Neraka yang kusebut penyiksaan batin, berhari-hari bahkan bulan saya merasakan penyiksaan batin ini sampai akhirnya dia membuka hatiku. Dia berikan jawaban dan tanda-tanda bahwa sebenarnya DIA telah merindukaku dan menginginkanku untuk kembali pada-NYA.  
Apalagi yang bisa kulakukan jika bukan menangis, tangisan yang berisi rasa penyesalan yang tiada akhir ini tidak akan membuktikan apa-apa pada-NYA. Bahkan beribu-ribu kali saya mengatakan cinta kepada-NYA tidak akan membalas cinta-NYA yag tulus itu padaku. Menjadi seseorang yang telah mendua itu cukup membuat saya merasa menjadi orang jahat. Sampai akhirnya DIA menyadarkan ku kembali bahwa jika nafas ini belum sampai di tenggorokan dan matahari belum terbit dari barat maka pintu taubat-NYA akan terus terbuka lebar bagi hamba-hamba-NYA. Maha baik engkau ya RABB ku.


Senin, 16 Maret 2015

DO`A PAGI PETANG DAN FADHILAHNYA





note : apabila tulisan arabnya terlalu kecil bisa copy paste ke Microsoft Word lalu perbesar tulisannya

1) Semua dosa dihapuskan, walaupun sebanyak buih dilautan :

اَسْتَغْـفِرُالله َ الَّذِى لاَاِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَاَ تُـوْبُ اِلَيْـهِ × )

2) Terjaga dari penyakit kusta / lepra, gila, buta dan lumpuh ( badan mati separuh ) seumur hidup :

سُبْحَـانَ اللهِ الْـعَظِيْمِ زَبِحَمْدِهِ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِـااللهِ × )

3) Terjaga dari api neraka : اَلَّهُمَّ أََ َجِرْنِى مِنَ النَّـارِ ( × )

4) Dituliskan 10 kebaikan, dihapuskan 10 dosa, ditingkatkan 10 derjat, mendapatkan pahala memerdekakan 10 hamba sahaya dan terjaga dari syetan dan perkara yang dibenci :

لاَاِلَهَ اِلاَّالله ُوَحْدَهُلاَ شَرِيْكَ لَهُ , لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِسْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَـدِيْرٌ .( × )

5) Terjaga dari musibah yang tidak di duga :

بِسْمِ اللهِ الَّـذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِـهِ شَيْءٌ فِى اْلاَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَـاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَـلِيْـمٌ ( × )

6) Mendapatkan Ridha Allah swt di hari kiamat :

رَضِيْتُ بِـااللهِ رَبَّـا وَبِـاْلاِسْلاَمِ دِيْنَـا وِبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً نَبِيـًّا (× )

7) Allah swt akan mencukupi kebutuhan dunia dan akhirat :

حَسْبِيَ الله ُ , لاَاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَـظِيْـمِ (× )

8) Sayyidul istighfar ( mendapat tiket jaminan masuk surga ) :

اَلَّهُمَّ اَنْتَ رَبِّى لاَاِلَهَ اِرَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِى وَاَنـَا عَبْدُكَ وَاَنـَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مـَاسْتَـطَعْتُ اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَـا

صَنَعْتُ اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ أ َبُوْءُبِذَنْبِى فَـاغْفِرْلِى فَـاِنَّـهُ لاَ يَغْفِرُ الذُنُوْبِ اِلاَّ اَنْتَ ( × )

9) Mensyukuri nikmat siang dan malam :

اَلَّهُمَّ مَـاأ َصْبَحَ \ اَمْسَىبَى مِنْ نِعْمَةِ اَوْبِـأ َحَدٍ مِنْ خَتِكَ فَمِنْـكَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَـكَ فَلَكَ الْحَمْدُ

وَلَكَالشُّكْرُ ( × )

10) Terjaga dari jin dan makhluk halus :

اَيَـةُ الْكُرْسِى _ حم , تَنْزِيْلُ الْكِتَـابِ مِنَ الله ِ الْعَزِيْزُ الْعَليْمٌ , غَـافِرِالذَّنْبِ وَقَـابِلِ التَّوْبِ شَدِيْدِ الْعِقَـابِ

ذِى الطّول لاَاِلَهَ اِلاَّهُوَ اِلَيْهِ الْمَصِيْرُ (× )

11) Mencukupkan untuk setiap pekerjan :

سورت الاِخْلاَص _ الفلاق _ النّـاس ( × )

12) Hutang terlunasi dan menjauhkan segala kesusahan :

اَلَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِـكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِى وَاَعُوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَاَعُوْذًبِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ

وَاَعُوْذُ بِكَ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَـالِ ( × )

13) Terjaga dari musibah dan bencana :

سُبْـحَـانَ الله ِوَبِحَمْدِهِ لاَقُوَّةَ اِلاَّبِـاللهِ مَـاشَـاءَالله ُ كَـانَ وَمَـالَمْ يَشَأ ْلَمْ يَكُنْ , اَعْلَمُ اَنَّ الله َ عَلَى كُلِّ

شَيْءٍ قَدِيْرٌ وَاَنَّ الله َ قَـدْ اَحَـاطَ بِكُلِّ شّيْءٍ عِلْمَـا ( × )

14) Mendapatkan do`a dari 70.000 malaikat dan mendapatkan pahala mati syahid :

اَعُوْذُبِـاللهِ السَّمِيْعِ الْعَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَـانِ الرَّجِيْمِ (3× ) هُوَ الله ُ الَّذِى لاَاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَـالِمُ الْغَيْبِ

وَالشَّهَـادَةِ ÷ثوَالرَّحْمَـانُ الرَّحِيْمِ هُوَ الله ُ الَّذِى لاَاِلَهَ اِلاَّ هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلاَمُ الْمُؤ ْمِنُ

الْمُهًيْمِنُ الْعَزِيْزُالْجَبَّـارَ الْمُتَكَبِّـرُ سُبْحَـانَ اللهِ عِمَّـا يُشْرِكُوْنَ هُوَ الله ُ الْخَـالِقُ الْبَـارِءُالْمُصَوِّرُلَهُ

اْلاَسْمَـاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَـافِى السَّمَواتِ وَاْلاَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْـمُ ( × )

15) Seluruh tubuh diselamatkan dari api neraka dan mendapatkan ampunan :

اَلَّهُمَّ اِنِّى اَصْبَحْتُ \ اَمْسَيْتُ اَشْهَدُكَ وَاَشْهَدُ حَمْلَةَ عَرْشِكَ وَمَلاَ ءِكَتَكَ وَجَمِيْعَ خَلْقِكَ اِنَّكَ اَنْتَ اللهِ لاَاِلَهَ

اِلاَّاَنْتَ وَاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ (× )

16) Do`a sayyidina Anas r.a untuk menjaga diri, harta, agama dan keluarga dari bahaya :

بِسْمِ اللهِ عَلَى نَفْسِى وَدِىنِى . بِسْمِ اللهِ عِلَى اَهْلِى وَمَـالِى وَوَلَدِى . بِسْمِ اللهِ عَلَى مَـاأ َعْطَـانِى الله ُ

اَلله ُ رَبِّى لاَ اُشْرِكُ بِـهِ شَيْأ ً . اَلله ُ اَكْبَـارُوَاَعَزَّ وَجَلَّ وَاَعْظَمُ مِمَّـا اَخَـافُ وَاَحْذَرُ عَزَّ جَـارُكَ

وَجَلَّ ثَنَـأوُكَ وَلاَاِلَهَ غَيْرُكَ . اَلَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِى وَمِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْطَـانِ مَرِيْدِ وَمِنْ شَرِّكُلِّ

جَبَّـارِ عِنْدِ . فَـاِنْ تَوَلَّوْ فَقُلْ حَسْبِيَ الله ُ لاَاِلَهَ اِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْـمُ . اِنَّ

وَلِيِّيَ الله ُ الَّذِى نَزَّلَ الْكِتَـابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّـالِحِيْـنَ ( × )

17) Untuk menyempurnakan kekurangan dalam dzikir dan wirid :

فَسُبْحَـانَ اللهِ حِيْنَ تُمْسُوْنَ وَحِيْنَ تُصْبِحُوْنَ . وَلَـهُ الْحَمْدُ فِى السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَعَشِيًـا وَحِيْنَ

تُظْهِرُوْنَ . يُخْرِجُ الْحَيَّى مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَيُحْيِى اْلاَرْضِ بَعْدَ مَوْتِهَـا وَكَذَالِكَ

تُخْرِجُوْنَ ( × )

18) Mendapatkan syafaat dari Rasulullah saw :

صَلَـوَاتُ _ .× _

Minggu, 15 Maret 2015

IMAN DAN ISLAM



Diriwayatkan dalam Shahih Muslim dengan sanadnya yang bersambung kepada Yahya bin Ya’mur –rahimahullah-, ia berkata: “Sesungguhnya orang pertama yang mengingkari taqdir adalah Ma’bad Al-Juhani di Bashrah. Karena itu ketika aku berangkat haji bersama Humaid ibnu Abdirrahman Al-Himyari dan sampai di Madinah, kami berkata: “Semoga saja kita bisa bertemu dengan beberapa Shahabat.” Dan kamipun bertemu dengan Abdullah bin ‘Umar –radhiyallahu ‘anhumaa- di Masjid, maka kami apit dia antara aku dan shahabatku.

Berkata Yahya bin Ya’mur: “Aku menduga bahwa shahabatku akan meminta aku untuk berbicara, maka aku berbicara: “Wahai Aba Abdirrahman, sesungguhnya di tempat kami ada beberapa orang yang membaca Al-Qur’an, namun mereka mengingkari adanya taqdir dan bahwasanya segala sesuatu terjadi begitu saja”. Ibnu ‘Umar –radhiyallahu ‘anhumaa- berkata: “Jika engkau bertemu mereka khabarkanlah bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku. Demi Allah yang ibnu ‘Umar bersumpah dengan-Nya, kalau saja salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud kemudian di infakannya, niscaya Allah tidak akan menerimanya sampai dia beriman kepada taqdir baik dan buruknya.

Kemudian Ibnu ‘Umar berkata: “Telah menyampaikan kepadaku ‘Umar bin Khathab –radhiyallahu ‘anhu-, ia berkata: “Ketika kami sedang duduk di dekat Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- tiba-tiba muncul seorang laki-laki yang berpakaian putih bersih, berambut hitam pekat, tidak Nampak sedikitpun padanya tanda-tanda dari perjalanan jauh dan tidak seorangpun di antara kami yang mengenalinya, sampai akhirnya ia duduk menghadap Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu ia menyandarkan lututnya kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua paha Nabi, seraya berkata: “Ya Muhammad terangkan kepadaku tentang Islam.” Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab: “Islam adalah engkau bersaksi tiada ilah yang berhaq disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan engkau berhaji ke Baitullah jika engkau mampu untuk menunaikannya.” Ia berkata: “Engkau benar!” Kami merasa heran kepadanya, ia yang bertanya dan ia juga yang membenarkannya.

Kemudian dia berkata lagi: “Khabarkan kepadaku tentang Iman.” Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab: “(Iman itu adalah) engkau beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, dan hari akhir, serta engkau beriman kepada taqdir baik dan buruknya.” Ia berkata: “Engkau benar!”

Lalu ia berkata: “Selanjutnya terangkan kepadaku tentang Ihsan!” Rasulullah menjawab: “Yaitu hendaknya engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau merasa tidak melihat-Nya, ketahuilah bahwa dia selalu melihatmu”.

Orang itu kembali bertanya: “Beritahukan kepadaku kapan terjadinya hari kiamat?” Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab: “Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari yang bertanya.” Orang tersebut kembali bertanya: “Kalau begitu beritahukan aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab: “Yaitu apabila budak perempuan melahirkan majikannya dan engkau melihat seseorang yang tidak beralas kaki, telanjang, papa dan penggembala saling berlomba-lomba dalam meninggikan bangunannya.”

Kemudian orang tersebut berlalu (pergi). Maka kami terdiam untuk beberapa saat. Lalu Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- berkata: “Dia adalah Jibril. Ia datang untuk mengajari kalian tentang agama kalian.” (HR. Muslim)

Di dalam hadits Jibril –‘alaihi salam- diatas kita melihat bahwa Islam dan Iman adalah dua perkara yang berbeda. Ketika ditanya tentang Islam, Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- menjawab dengan amalan-amalan dhahir (amalan lahiriah). Sedangkan ketika ditanya tentang Iman Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- menjawabnya dengan amalan-amalan bathin (amalan hati) yaitu tentang keyakinan dan kepercayaan.

Walaupun Islam dan Iman hampir tidak bisa dipisahkan, amalan hati dalam bentuk keyakinan pasti akan mempengaruhi amalan-amalan dhahir. Demikian pula sebaliknya, amalan dhahir tidak akan bermakna tanpa disertai dengan niat lurus yang berada dalam hati. Maka amalan-amalan dhahir seperti mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat, zakat, belum tentu akan menjadi amalan yang berarti disisi Allah hingga diiringi keyakinan dan keikhlasan di dalam hati.

Allah –Subhanahu wa ta’ala- juga memerintahkan Nabi –shalallahu ‘alaihi wa sallam- untuk menegur orang-orang Arab Baduy; dan menyatakan bahwa mereka belum beriman, ketika mereka datang dalam keadaan mengira –dengan keislamannya- telah memberikan jasa dan keuntungan kepada Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam-. Allah –Ta’ala- berfirman:

“Orang-orang Arab Baduy itu berkata: ‘Kami telah beriman’. Katakanlah (kepada mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: ‘Kalian telah menjadi muslim’, karena iman itu belum masuk ke dalam hati kalian….” (Al Hujuraat:14)

Maka ayat ini pun menunjukkan perbedaan Islam dengan Iman; bahwasanya amalan-amalan dhahir hanya menunjukkan keislaman seseorang, adapun iman akan tumbuh sesuai dengan keyakinan hatinya. Oleh karena itulah orang-orang Arab gunung tadi dinyatakan oleh Allah –Subhanahu wa Ta’ala- yang Maha Mengetahui bahwa keimanan belum masuk pada diri mereka.

Tentunya amalan hati tidak bisa dilihat oleh kita sebagai manusia biasa, namun bisa dilihat dari tanda-tandanya. Tentu akan berbeda seorang yang shalat hanya karena terpaksa dengan tanpa keikhlasan dalam hatinya, seperti shalatnya kaum munafiqin. Allah gambarkan mereka dalam ayat-Nya:

“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (An-Nisaa:142)

Demikian pula pada kisah A’rabi (orang-orang Arab gunung) diatas. Ada beberapa tanda bahwa keimanan belum masuk pada hati mereka; Pertama mereka memanggil Nabi –shalallahu ‘alaihi wa sallam- dari luar bilik dengan tidak sopan, maka Allah menghibur Nabi-Nya dengan menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang bodoh.

“Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar bilik(mu) kebanyakan mereka adalah orang yang bodoh”. (Al-Hujuraat:4)

Kedua mereka mengira bahwa keislaman mereka menguntungkan dan memberikan jasa kepada Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam-. Padahal sebaliknya justru Rasulullah –shalallahu ‘alaihi wa sallam- memberikan jasa kepada mereka dan Allah –Ta’ala- yang memberikan hidayah kepada mereka. Allah –Ta’ala- berfirman:

“Mereka merasa telah member ni’mat kepadamu dengan keIslaman mereka. Katakanlah: “Janganlah kamu merasa telah member ni’mat kepadaku dengan keislaman, sebenarnya Allah yang melimpahkan ni’mat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan”. (Al-Hujuraat:17)

DAHSYATNYA SAKARATUL MAUT



“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :

1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)

2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:7 8)

3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-Jumu’ah, 62: 8)

4. Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)

5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)

Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut

Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)

Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)

Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .

Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.

Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis shawab.

Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)

(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.

Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!

Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.

RPP BAHASA INGGRIS



Satuan pendidikan                  :………………………
Mata Pelajaran                        : Bahasa Inggris
Kelas/semester                        : VII/ 1
Materi Pokok                          : Short Notice
Alokasi Waktu                        : 2 JP (satu kali pertemuan)

A.                Kompetensi Inti

·         Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
·         Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi,    gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
·         Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian  tampak mata.
·         Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.                 Kompetensi Dasar dan Indikator
No.
Kompetensi Dasar
Indikator
1
1.1  Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar.


2
2.2  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman.

3
3.9    Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks instruksi (instruction), tanda atau rambu (short notice), tanda peringatan (warning/caution), sesuai dengan konteks penggunaannya.
3.9.1   Menjelaskan fungsi dari short notice
3.9.2   Menunjukan contoh short notice dalam kehidupan sehari-hari

4
4.11Menyusun teks instruksi (instruction), tanda atau rambu (short notice), tanda peringatan (warning/caution), lisan dan tulis, sangat pendek dan sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
4.11.1 membuat sebuah short notice dengan baik dan denar.

4.11.2 mengucapkan kembali Short teks notice dalam bahasa ingris dengan penuh percaya    diri

C.                 Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pemebelajaran siswa mampu:
1.      Menjelaskan fungsi dari short notice yang ditunjukan oleh guru
2.      Menjelaskan makna dari short notice yang ditunjukan oleh guru
3.      Membuat teks short notice dengan unsur kebahasaan yang benar
4.      Mengucapkan kembali teks short notice dengan benar dalam bahasa inggris

D.                Materi Pembelajaran

m.jpgindex.jpgyToab7jTE.gifnotice1.jpg






Fungsi Sosial
Mencapai tujuan, menjaga ketertiban dan keselamtan pribadi dan publik.

Structure Text
a.       Instruction, Short  Notice Raya
No entry                       = dilarang berhenti
turn left                        = belok kiri
turn right          = belok kanan
stop                   = stop
no parking        = dilarang parkir
no turn left       = dilarang belok kiri
no turn right     = dilarang belok kanan
bus stop            = bus berhenti
parking                         = boleh parkir
danger              = bahaya

b.      Notice
1. "NOTICE! DONT TREAD GRASS!"
    Meaning: we are not allowed to tread on the grass // we are not forbidden to tread on the grass in the park.

2. "CAUTION! KEEP SILENT! EXAMINATION IS IN PROGRESS"
    meaning: we are not allowed to noisy because examination is in progress // we should be silent when examination is progress

3. "DONT FEED THE ANIMALS"
    meabing: we are not allower to give something to the animals // we are forbidden to give food to the animals

4. "DONT ENTER WITHOUT PERMISSION"
    meaning: we are not allowed to enter the room without permission

5. "NO SMOKING"
    meaning: we are not allowed to smok in the room // smoking in this area is prohibited



Unsur Kebahasaan :
1.       Kata dan tata bahasa yang lazim digunakan
2.       Ejaan dan tulisan tangan dan cetak yang jelas dan rapi
3.       Ucapan, tekanan kata, intonasi, ketika mempresentasikan secara lisan.

Topic :
Tindakan di sekolah dan di rumah dengan memberikan keteladanan tentang perilaku disiplin, jujur, peduli, pola hidup sehat dan ramah lingkungan.
Multimedia : Layout dan dekorasi yang membuat tampilan teks lebih menarik.

E.                 Metode dan Pendekatan Pembelajaran
1.       Scientific
2.        kooperatif learning

F.                  Sumber dan Media Belajar
a.    Sumber belajar
Buku paket siswa Asep Gunawan dan Kawan-kawan, 2013 When English Rings The Bell for grade VII. Jakarta kementrian pendidikan dan kebudayaan.
b.    Media
Karton, gambar, Infocus

G.                Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajran

No
Uraian
Alokasi waktu
1
Kegiatan pendahuluan
1)      Guru member salam (greeting)
2)      Guru memeriksa kehadiran siswa
3)      Guru Menyiapkan peserta didik secara psikis dan pisik untuk mengikuti proses pembelajaran
4)      Guru memberi motivasi kepada siswa
5)      Guru menyampaikan tujuan pemebelajaran yang akan disampaikan
6)      Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang akan disampaikan
5 menit
2
Kegiatan inti
Observasi
1)      Guru menyediakan dan menempelkan gambar – gambar didepan kelas dan memaparkan beberapa situasi kejadian
Mempertanyakan
1)      Guru menyampaikan penuntun (leading question) untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang pengertian short notice, jenis-jenis, dan cara membuatnya.
2)      Dengan bimbingan guru peserta didik mengamati kembali gambar dan menanyakan tentang fungsi dari short notice
Mengksplorasi
1)      Dengan bimbingan guru peserta didik mengamati kembali gambar dan menanyakan tentang fungsi dari short notice
2)      Siswa berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjawab pertanyaan yang digilir
Mengkomunikasikan
1)      Siswa Menjawab pertanyaan teks short notice yang diberikan
2)      Guru memfasilitasi Tanya jawab/menjawab siswa yang bertanya
3)      Guru Memotivasi siswa untuk berkerja kreatif
4)      Siswa berusaha berbicara secara lancer dengan ucapan, tekanan kata, dan intonasi yang benar mengenai short notice di kehidupan sehari-hari.



30 Menit
3
Penutup
1)      Guru bersama-sama dengan peserta didik  membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
2)       Melakukan penilaian atau refleksi  terhadap kegiatan  yang sudah dilaksanakan



5 menit

H.                Penilaian

No
Aspek yang dinilai
Kriteria
Skor
1
Fungsi Sosial
Fungsi sosial sepenuhnya terealisasi dengan
5


konteks



Fungsi sosial teks terkesan sedikit janggal
4


terealisasi dengan kontes



Fungsi sosial teks terkesan  janggal
3


terealisasi dengan kontes



Fungsi Sosial janggal teralisasi dengan konteks
2


Fungsi sosial teks tidak sama teralisasi sama
1


sekali dengan konteks

2
Struktur Teks
Struktur teks yang digunakan runtun
5


Struktur teks yang digunakan sedit runtun
4


Struktur teks yang digunakan sebagain runtun
3


Dua struktur teks yang digunakan runtun
2


Struktur teks yang digunakan tidak runtun
1
3
Unsur Kebahaaan
Teks direalisasikan dengan semua kaidah
5


unsur kebahasan terpenuhi



Teks direalisasikan dengan sebagian kaidah
4


unsur kebahasan terpenuhi



Teks direalisasikan dengan sebagian kecil kaidah
3


unsur kebahasan terpenuhi



Teks direalisasikan dengan semua kaidah
2


unsur kebahasan tidak terpenuhi



Teks direalisasikan dengan kalimat terputus
1