Selasa, 17 Maret 2015

Mendua Dari-NYA




Diduakan, kata ini sudah tak asing lagi untuk kita. Apa yang kalian pikirkan jika mendengar ini? Marah kah? Jengkel kah? Atau bahkan tidak terima? Yaa semua manusia normal dibumi ini pasti tidak ingin diduakan. Hanya dengan mendengar kata ini saja mungkin sebagian orang akan merasakan ketidaknyamanan karena di pikiran mereka jika seseorang berniat untuk mendua atau telah diduakan maka ada kesan tak setia didalamnya.
Disaat kita telah memilih untuk mencintai seseorang dengan tulus namun orang yang kita cintai berniat untuk MENDUAkan kita dengan orang lain pastilah yang kita rasakan adalah rasa marah, tidak percaya, dan tidak terima dengan keputusan itu. mungkin kita akan berontak, menyalahkan orang yang dulunya kita percayai bahwa dia tidak akan setega itu melakukan ini pada kita, atau bahkan menyalahkan diri sendiri. Pasti kalian punya jawaban masing-masing jika ada yang bertanya “apakah kamu mau diduakan?”.
Namun pernahkah kalian berfikir, seberapa setia kita pada-NYA? Pikir lagi apakah kita sudah yakin tidak menduakan-NYA?. Jika kalian menyakan hal seperti ini pada saya, maka yang bisa saya lakukan adalah merintih dalam tangisan yang berdosa. Dulu ketika saya masih dalam keadaan BUTA dan sisodorkan pertanyaan seperti ini maka saya akan menjawab dengan tegas “TIDAK, saya tidak pernah menduakannya. Dari lahir sampai sekarang saya masih islam kok”
Setelah melewati perjalanan hidup yang mentakdirkanku untuk merubah semuanya. Disitu saya sadar bahwa tidak perlu kita murtad dulu terus kita dibilang tidak menduakan-NYA bahkan ketika kita mencintai seseorang (makhluk-NYA) dengan segenap hati melebihi cinta kita kepada-NYA, menaruhnya di hati yang terdalam, nyaman dengannya melebihi kenyamananmu dengan-NYA itu lah sudah yang disebut menduakan-NYA.
Saya pernah masuk dalam dosa terbesarku yaitu menduakan-NYA, mencitai seseorang bertahun-tahun, berbuat maksiat (pacaran), mencintainya melebihi apapun. Hingga akhirnya DIA mengirimkanku sebuah hadiah TERINDAH dan BERHARGA yakni UJIAN. DIA membolak balikan hatiku, menggulingkannya seperti omabak yang menghantam batu karang. Hingga akhirnya yang kurasakan hanya NERAKA. Neraka yang kusebut penyiksaan batin, berhari-hari bahkan bulan saya merasakan penyiksaan batin ini sampai akhirnya dia membuka hatiku. Dia berikan jawaban dan tanda-tanda bahwa sebenarnya DIA telah merindukaku dan menginginkanku untuk kembali pada-NYA.  
Apalagi yang bisa kulakukan jika bukan menangis, tangisan yang berisi rasa penyesalan yang tiada akhir ini tidak akan membuktikan apa-apa pada-NYA. Bahkan beribu-ribu kali saya mengatakan cinta kepada-NYA tidak akan membalas cinta-NYA yag tulus itu padaku. Menjadi seseorang yang telah mendua itu cukup membuat saya merasa menjadi orang jahat. Sampai akhirnya DIA menyadarkan ku kembali bahwa jika nafas ini belum sampai di tenggorokan dan matahari belum terbit dari barat maka pintu taubat-NYA akan terus terbuka lebar bagi hamba-hamba-NYA. Maha baik engkau ya RABB ku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar