BAB 1
PENDAHULUAN
1.Latar
Belakang
Memori
atau ingatan adalah bagian integral dari eksitensi manusia, maksudnya manusia
mampu menyimpan semua ingatan baik dari masa lalu ataupun pada kejadian yang
baru saja dialaminya.
2.Rumusan
Masalah
a.Apa saja
macam-macam memori?
b.Bagaimana
proses pembentukan memori?
c.Apa hubungan
antara pikiran dan bahasa?
3.Tujuan
a.Mengetahui
tentang macam-macam memori.
b.Mengetahui
bagaimana proses pembentukan memori.
c.Untuk
mengetahui hubungan antara pikiran dan bahasa.
BAB 2
MEMORI,
PIKIRAN, dan BAHASA
KAJIAN
MEMORI
Memori merupakan bagian
integral dari eksistensi manusia. Komunikasi dengan sesama manusia akan
terhenti karena tanggapan terhadap ujian intelektor ditentukan pula oleh
kemampuan memori kita untuk menerima dan menyimpan input itu untuk
jangka waktu yang pendek dan secara sementara. Kita juga tidak akan bisa
melanjutkan ujaran kita tanpa kita dapat mengingat apa yang baru saja kita
ucapkan. Psikolog asal Jerman
berpendapat mengenai memori yang hidupnya singkat/ memori jangka pendek
(short-term memory) dan memori yang hidupnya lama/ memori jangka panjang
(long-term memory).[1]
Sampai dengan akhir
abad ke 19, studi tentang memori kebanyakan dilakukan oleh para ahli filsafat.
Akan tetapi, pada abad 20 secara gradual focus penelitian beralih ke studi yg
sifatnya eksperimental yang mula-mula dilakukan oleh para psikolog tetapi
kemudian juga diperoeh oleh para biolog. Dari segi psikolog pertanyaan yg
muncul adalah antara lain, bgaimana memori itu bekerjadan apakah ada
macam-macam memori? Sedangkan dalam segi biologi pertanyaan yang muncul adalah
antara, bagian otak mana yang mengurusi pembelajaran?dimana kita menyempan apa
yang telah kita pelajari? Baik psikolog dan bilogitdk akan menjawab pertanyaan
itu sendiri-sendiri. Karena itu
perpaduan kedua disiplin ilmu ini memberikan harapan untuk dapat menyajikan gambaran yang lebih memadai
mengenai bagaimana otak kita belajar dan mengingat[2].
[3] Memori dibagi menjadi yakni
memori nondeklaratif dan memori deklaratif. Memori nondeklaratif berasal dari pengalaman tetapi terwujud dalam
perubahan perilaku, bukan relokasi terhadap peristiwa masa lalu. Memori nondeklaratif ini bersifat instingtif (menekankan pada insting).
Memori deklaratif
adalah memori untuk peristiwa, fakta, kata, muka, musik dan segala bentuk
pengetahuan yang telah kita peroleh dalam hidup. Memori ini lebih menekankan
pada tindakan.
Faktor-faktor yang menentukan pemerolehan memori
deklaratif:
1) Faktor Keseringan
Makin sering sutu
peristiwa diulang makin besar kemungkinan untuk memori peristiwa tersebut akan
tertanam.
2) Faktor relevansi
Jika sebuah pengalaman
dirasakan relevan dan berkesan akan menumbuhkan memori yang cukup lama bahkan
seumur hidup, misalnya cinta pertama.
3) Faktor signifikansi
Suatu hal yang signifikan
umumnya akan diingat cukup lama.
4) Faktor gladi kotor
Artinya seseorang harus
berlatih secara terus meneru untuk membentuk memorinya. Misalnya seorang
penyanyi yang berlatih menghapalkan lagunya.
5) Faktor Keteraturan
Hal-hal yang ditata secara
teratur akan lebih mudah diingat dari pada yang diletakkan secara acak.
DIMANA MEMORI
DISIMPAN?
Mengenai
di mana memori disimpan, para ahli masih berbeda pendapat. Orang yang banyak
disebut sebagai pelopor mengenai tempat memori di otak adalah Karl Lashley
(1890-1958), psikolog di Universitas Harvard. Dari penelitiannya terhadap tikus
pada tahun 20-an, dia dapati bahwa memori tidak berada pada satu titik atau
daerah tertentu di otak. Banyak bagian-bagian dari otak yang terlibat.Donald O. Hebb, Universitas Mc Gill, mendapati bahwa bagian-bagian dalam otak, tempat menyimpan memori mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Meskipun semuanya menopang penyimpanan memori secara utuh.
Penelitian dengan mengoperasi otak pasien yang hanya mendapat anastesi ( pasien dalam keadaan sadar) yang dilakukan oleh ahli bedah syaraf Wilder Penfield menunjukkan bahwa lobe temporal[4] tampaknya merupakan daerah tempat memori disimpan.
Macam-macam memori
Penfield dan Roberts (1959 : 228:230)
mneyebutkan adanya memori pengalaman, memori konseptual, dan memori kata.
- Memori Pengalaman adalah memori yang berkaitan dengan ihkwal-ikhwal di masa lalu. Makin bermakna suatu pengalaman, makin lama memori itu disimpan dan diingat.
- Memori Konseptual adalah memori yang dipakai untuk membangun suatu konsep berdasarkan fakta-fakta yang masuk misalnya:
Seorang
anak diperkenalkan dengan konsep kupu-kupu. Maka si anak akan membangun konsep
mengenai kupu-kupu sehingga akhirnya tersimpanlah konsep itu di dalam
memorinya.
- Memori kata adalah memori yang mengaitkan konsep dengan wujud bunyi dari konsep tersebut misalnya :
Seseorang yang mengingat nama benda,
maka tersimpanlah nama benda itu dalam memorinya.
Squire dan Kandel (1999) membagi memori menjadi dua, yaitu
- Memori nondeklaratif dan
- Memori deklaratif
Memori
nondeklaratif berasal dari pengalaman tetapi terwujud dalam bentuk perubahan
perilaku, bukan rekoleksi terhadap peristiwa masa lalu. Memori nondeklaratif
bersifat instingtif. Sementara itu, memori deklaratif adalah memori untuk
peristiwa, fakta, kata, musik, segala bentuk pengatahuan yang telah kita
peroleh dalam hidup bagaimana memori macam ini diperoleh ditentukan oleh
berbagai faktor.
- Pertama, unsur keseringan. Makin sering suatu peristiwa diulang, makin besar kemungkinannya memori untuk peristiwa itu akan tertanam. Hal ini tampak dalam hal mempelajari suatu pelajaran. Kalau kita membaca suatu bab satu atau dua kali, kemungkinnya adalah bahwa kita akan memahami dan mengingat lebih baik apa yang tertulis dalam bab itu. Hal ini diperkuat lagi dengan sikap kita. Makin positif sikap kita terhadap topik yang kita baca, makin kuat memori kita akan tertanam.
- Kedua, faktor relevansi. Suatu peristiwa yang dari segin pengalaman dirasakan relevan akan sangat mengesan dan akan menumbuhkan memori yang cukup lama, bahkan bisa seumur hidup. Dalam hal cinta, misalnya, orang umumnya akan ingat siapa orang pertama yang dia cintai. Dalam hal ilmu pengatahuan, orang biasanya juga, akan ingat siapa guru yang paling dia sukai, atau paling dia benci.
- Ketiaga faktor signifikansi. Suatu hal yang signifikan umumnya akan diingat cukup lama. Peristiwa larinya Tommy Soeharto, misalnya, mungkin saja tidak relevan dalam kehidupan si A atau si B, tetapi peristiwa itu sendiri sangat signifikan dalam tata hukum Indonesia. Karena itu, si A atau si B akan ingat peristiwa tersebut untuk jangaka waktu yang lama.
- Keempat, faktor gladi kotor. Seorang penyanyi mau tidak mau harus melatih diri untuk menghafalkan kata – kata lagu yang akan dinyanyikan. Begitu pula seorang pembawa syair. Gladi kotor ini membuat orang ingat tidak hanya isi lagu atau syair itu tetapi juga kata demi katanya.
- Kelima, faktor keteraturan. Entitas yang ditata secara teratur akan mudah diingat dari pada yyang diletakan secara acak. Dalam suatu penelitian mengenai permainan catur, pemain unggulan dapat mengingat posisi 26 dari 32 butir catur yang dimainkan tahun 1985 antara grandmaster Karpov dengan kasparov. Akan tetapi, dengan butir – butir yang diletakan secara acak, mereka hanya dapat mengingat 3 sampai 4 posisi (Squire dan Kandel 1999: 73). Dalam koleksi pustaka pribadi, kita juga akan dapat dengan cepat mencari buku yang kita perlukan kalau tatanan buku itu mengikuti suatu sistem tertentu, misalnya, berdasarkan topiknya: sosiolinguistik di rak kanan atas, psikolinguistik dibawahnya, fonetik di rak kiri atas, dst.
Psikolog seperti William James (1841
– 1910) membagi memori menjadi dua kelompok besar yaitu :
- Memori pendek
- Memori panjang.
Memori
pendek dibagi menjadi dua sub-bagian: memori sejenak (immediate memory)
dan memori kerja (working memory). Dengan demikian, pembagian memori
menurut James adalah seperti
berikut.
Memori Pendek
Sesuai
dengan namanya, memori pendek merujuk pada macam memori yang menahan informasi
secara temporer sampai memori itu dilupakan atau dimasukan ke dalam memori
panjang. Memori pendek yang sejenak merujuk pada informasi yang dapat
ditahan pada saat informasi itu diperoleh sehingga fokus perhatian ada pada
alur pikiran yang sedang melaju. Kapasitas memori seperti ini sangat terbatas;
ia hanya dapat menahan sekitar tujuh dijit angka atau ihwal. Inilah pula
sebabnya mengapa nomor telepon di kebanyakan negara adalah maksimal 7 angka.
Memori pendek yang sejenak juga tidak tahan lama, maksimal 30 detik.
Memori
pendek sejenak dapat diperpanjang untuk beberapa menit dengan cara pengulangan.
Pada saat kita mau menelpon seseorang, misalnya kita mengulang nomor yang
diberikan sebelum kita memijat nomor – nomor itu. Perpanjangan seperti ini
membuat memori pendek sejenak menjadi memori kerja, karena perbedaan yang
sangat tipis ini, orang seringkali pula menyatukan memori pendek sejenak dan
memori kerja menjadi memori pendek saja.
Sementara itu, Tuvling dan Lepage
(2000) membagi memori menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
- Memori proskopik (disebut juga sebagai memori non-episodik)
- Memori palinskopik (atau memori episodik)
Pada memori proskopik pengalaman
pada suatu waktu dimanfaatkan untuk menangani kasus di masa depan. Anak yang
jarinya terbakar karena main dengan korek api akan menghindar dengan benda itu
lagi.
Memori
palinskopik atau episodik merujuk tidak ke masa depan tetapi ke masa lalu dan
bersifat individual. Pengalaman ini perlu dibedakan dengan apa yang dinamakan
memori semantik. Bila kita berbicara mengenai pengatahun tentang dunia maka
kita berbicara tentang memori semantik, artinya siapapun memiliki memori
seperti itu. Bahwa gunung itu lebih tinggi dari daratan biasa dan kalau kita ke
sana pasti kita mendakinya merupakan pengetahuan tentang dunia yang dimiliki
oleh siapa saja.
Memori episodik dan memori semantik
mencakup jangkauan yang sangat luas. Bermacam – macam informasi yang visual,
audio, verbal, spesial, dsb, dapat di simpan di sini. Karena itu, kedua macam
memori ini sering dijadikan satu dengan nama memori deklaratif (Tulving dan
Lepage 2000: 214; lihat juga Squire dan Kandel 1999: 106).
Dari bukti – bukti linguistik, Chafe
(1973) menganggap adanya tiga macam memori:
1.Memori permukaan (surface
memory)
2. memori dangkal (shallow memory)
3. Memori dalam (deep memory)
Kesadaran kita akan sesuatu tergantung pada empat macam input. Pertama,
kita bisa sadar akan sesuatu karena danya persepsi sensori yang
berlangsung, kita alami, kalau kita sedang berjalan dan melihat seekor anjing
tertabrak mobil, maka persepsi atas peristiwa itu akan masuk kedalam kesadaran
kita. Kedua, kesadaran ini bisa kemudian ditampung dalam memori permukaan untuk
beberapa saat setelah beberapa saat sebelumnya berada pada kesadaran kita.
Ketiga , peristiwa ini bisa kemudian dipindahkan ke memori dangkal. Informasi
yang ada di memori dangkal ini dapat sewaktu – waktu dipanggil kembali dengan
ketepatan yang masih cukup tinggi. Akhirnya peristiwa ini bisa juga dikirim ke
memori- dalam untuk disimpan dalam waktu yang panjang. Memori semacam ini
biasanya kurang akurat dibandingkan dengan memori macam lainnya. Makin lama
memori itu disimpan biasanya makin kurang akurat wujudnya. Chafe menggambarkan
dalam bagan berikut:
[1]
Herman Ebbinghaus (1850-1909)
[2]
Squire dan Kadel 1999
[3]
Squre dan Kadel 1999
[4]
Temporal lobe adalah bagian dari otak besar, terletak di kepala bagian samping
(pelipis), berfungsi untuk mengendalikan pendengaran, beberapa aspek
bahasa(bicara) dan penciuman, serta ingatan dan emosi, terutama rasa takut,
yang pada akhirnya berhubungan dengan kemandirian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar