Minggu, 15 Maret 2015

Memori, Pikiran, dan Bahasa



BAB 1
PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
            Memori atau ingatan adalah bagian integral dari eksitensi manusia, maksudnya manusia mampu menyimpan semua ingatan baik dari masa lalu ataupun pada kejadian yang baru saja dialaminya.

2.Rumusan Masalah
a.Apa saja macam-macam memori?
b.Bagaimana proses pembentukan memori?
c.Apa hubungan antara pikiran dan bahasa?

3.Tujuan
a.Mengetahui tentang macam-macam memori.
b.Mengetahui bagaimana proses pembentukan memori.
c.Untuk mengetahui hubungan antara pikiran dan bahasa.


BAB 2
MEMORI, PIKIRAN, dan BAHASA
KAJIAN MEMORI
Memori merupakan bagian integral dari eksistensi manusia. Komunikasi dengan sesama manusia akan terhenti karena tanggapan terhadap ujian intelektor ditentukan pula oleh kemampuan memori kita untuk menerima dan menyimpan input itu untuk jangka waktu yang pendek dan secara sementara. Kita juga tidak akan bisa melanjutkan ujaran kita tanpa kita dapat mengingat apa yang baru saja kita ucapkan. Psikolog asal Jerman berpendapat mengenai memori yang hidupnya singkat/ memori jangka pendek (short-term memory) dan memori yang hidupnya lama/ memori jangka panjang (long-term memory).[1]
Sampai dengan akhir abad ke 19, studi tentang memori kebanyakan dilakukan oleh para ahli filsafat. Akan tetapi, pada abad 20 secara gradual focus penelitian beralih ke studi yg sifatnya eksperimental yang mula-mula dilakukan oleh para psikolog tetapi kemudian juga diperoeh oleh para biolog. Dari segi psikolog pertanyaan yg muncul adalah antara lain, bgaimana memori itu bekerjadan apakah ada macam-macam memori? Sedangkan dalam segi biologi pertanyaan yang muncul adalah antara, bagian otak mana yang mengurusi pembelajaran?dimana kita menyempan apa yang telah kita pelajari? Baik psikolog dan bilogitdk akan menjawab pertanyaan itu sendiri-sendiri.  Karena itu perpaduan kedua disiplin ilmu ini memberikan harapan untuk  dapat menyajikan gambaran yang lebih memadai mengenai bagaimana otak kita belajar dan mengingat[2].
[3] Memori dibagi menjadi yakni memori nondeklaratif dan memori deklaratif. Memori nondeklaratif berasal dari pengalaman tetapi terwujud dalam perubahan perilaku, bukan relokasi terhadap peristiwa masa lalu. Memori nondeklaratif ini bersifat instingtif (menekankan pada insting).
Memori deklaratif adalah memori untuk peristiwa, fakta, kata, muka, musik dan segala bentuk pengetahuan yang telah kita peroleh dalam hidup. Memori ini lebih menekankan pada tindakan.
Faktor-faktor yang menentukan pemerolehan memori deklaratif:
1) Faktor Keseringan
            Makin sering sutu peristiwa diulang makin besar kemungkinan untuk memori peristiwa tersebut akan tertanam.
2) Faktor relevansi
            Jika sebuah pengalaman dirasakan relevan dan berkesan akan menumbuhkan memori yang cukup lama bahkan seumur hidup, misalnya cinta pertama.
3) Faktor signifikansi
            Suatu hal yang signifikan umumnya akan diingat cukup lama.
4) Faktor gladi kotor
            Artinya seseorang harus berlatih secara terus meneru untuk membentuk memorinya. Misalnya seorang penyanyi yang berlatih menghapalkan lagunya.
5) Faktor Keteraturan
            Hal-hal yang ditata secara teratur akan lebih mudah diingat dari pada yang diletakkan secara acak.

DIMANA MEMORI DISIMPAN?
            Mengenai di mana memori disimpan, para ahli masih berbeda pendapat. Orang yang banyak disebut sebagai pelopor mengenai tempat memori di otak adalah Karl Lashley (1890-1958), psikolog di Universitas Harvard. Dari penelitiannya terhadap tikus pada tahun 20-an, dia dapati bahwa memori tidak berada pada satu titik atau daerah tertentu di otak. Banyak bagian-bagian dari otak yang terlibat.
            Donald O. Hebb, Universitas Mc Gill, mendapati bahwa bagian-bagian dalam otak, tempat menyimpan memori mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Meskipun semuanya menopang penyimpanan memori secara utuh.
            Penelitian dengan mengoperasi otak pasien yang hanya mendapat anastesi ( pasien dalam keadaan sadar) yang dilakukan oleh ahli bedah syaraf Wilder Penfield menunjukkan bahwa lobe temporal[4] tampaknya merupakan daerah tempat memori disimpan.
http://justmyclippings.files.wordpress.com/2011/06/temporal.jpg
Macam-macam memori
            Penfield dan Roberts (1959 : 228:230) mneyebutkan adanya memori pengalaman, memori konseptual, dan memori kata.
  1. Memori Pengalaman adalah memori yang berkaitan dengan ihkwal-ikhwal di masa lalu. Makin bermakna suatu pengalaman, makin lama memori itu disimpan dan diingat.
  2. Memori Konseptual adalah memori yang dipakai untuk membangun suatu konsep berdasarkan fakta-fakta yang masuk misalnya:
 Seorang anak diperkenalkan dengan konsep kupu-kupu. Maka si anak akan membangun konsep mengenai kupu-kupu sehingga akhirnya tersimpanlah konsep itu di dalam memorinya.
  1. Memori kata adalah memori yang mengaitkan konsep dengan wujud bunyi dari konsep tersebut misalnya :
Seseorang yang mengingat nama benda, maka tersimpanlah nama benda itu dalam memorinya.
            Squire dan Kandel (1999) membagi memori menjadi dua, yaitu
  1. Memori nondeklaratif dan
  2. Memori deklaratif
 Memori nondeklaratif berasal dari pengalaman tetapi terwujud dalam bentuk perubahan perilaku, bukan rekoleksi terhadap peristiwa masa lalu. Memori nondeklaratif bersifat instingtif. Sementara itu, memori deklaratif adalah memori untuk peristiwa, fakta, kata,  musik, segala bentuk pengatahuan yang telah kita peroleh dalam hidup bagaimana memori macam ini diperoleh ditentukan oleh berbagai faktor.
  1.  Pertama, unsur keseringan. Makin sering suatu peristiwa diulang, makin besar kemungkinannya memori untuk peristiwa itu akan tertanam. Hal ini tampak dalam hal mempelajari suatu pelajaran. Kalau kita membaca suatu bab satu atau dua kali, kemungkinnya adalah bahwa kita akan memahami dan mengingat lebih baik apa yang tertulis dalam bab itu. Hal ini diperkuat lagi dengan sikap kita. Makin positif sikap kita terhadap topik yang kita baca, makin kuat memori kita akan tertanam.
  2. Kedua, faktor relevansi. Suatu peristiwa yang dari segin pengalaman dirasakan relevan akan sangat mengesan dan akan menumbuhkan memori yang cukup lama, bahkan bisa seumur hidup. Dalam hal cinta, misalnya, orang umumnya akan ingat siapa orang pertama yang  dia cintai. Dalam hal ilmu pengatahuan, orang biasanya juga, akan ingat siapa guru yang paling dia sukai, atau paling dia benci.
  3. Ketiaga faktor signifikansi. Suatu hal yang signifikan umumnya akan diingat cukup lama. Peristiwa larinya Tommy Soeharto, misalnya, mungkin saja tidak relevan dalam kehidupan si A atau si B, tetapi peristiwa itu sendiri sangat signifikan dalam tata hukum Indonesia. Karena itu, si A atau si B akan ingat peristiwa tersebut untuk jangaka waktu yang lama.
  4. Keempat, faktor gladi kotor. Seorang penyanyi mau tidak mau harus melatih diri untuk menghafalkan kata – kata lagu yang akan dinyanyikan. Begitu pula seorang pembawa syair. Gladi kotor ini membuat orang ingat tidak hanya isi lagu atau syair itu tetapi juga kata demi katanya.
  5. Kelima, faktor keteraturan. Entitas yang ditata secara teratur akan mudah diingat dari pada yyang diletakan secara acak. Dalam suatu penelitian mengenai permainan catur, pemain unggulan dapat mengingat posisi 26 dari 32 butir catur yang dimainkan tahun 1985 antara grandmaster Karpov dengan kasparov. Akan tetapi, dengan butir – butir yang diletakan secara acak, mereka hanya dapat mengingat 3 sampai 4 posisi (Squire dan Kandel 1999: 73). Dalam koleksi pustaka pribadi, kita juga akan dapat dengan cepat mencari buku yang kita perlukan kalau tatanan buku itu mengikuti suatu sistem tertentu, misalnya, berdasarkan topiknya: sosiolinguistik di rak kanan atas, psikolinguistik dibawahnya, fonetik di rak kiri atas, dst.

Psikolog seperti William James (1841 – 1910) membagi memori menjadi dua kelompok besar yaitu :
  1.  Memori pendek
  2.  Memori panjang.
Memori pendek dibagi menjadi dua sub-bagian: memori sejenak (immediate memory) dan memori kerja (working memory). Dengan demikian, pembagian memori menurut James adalah seperti berikut.                                      
Memori  Pendek
Sesuai dengan namanya, memori pendek merujuk pada macam memori yang menahan informasi secara temporer sampai memori itu dilupakan atau dimasukan ke dalam memori panjang.  Memori pendek yang sejenak merujuk pada informasi yang dapat ditahan pada saat informasi itu diperoleh sehingga fokus perhatian ada pada alur pikiran yang sedang melaju. Kapasitas memori seperti ini sangat terbatas; ia hanya dapat menahan sekitar tujuh dijit angka atau ihwal. Inilah pula sebabnya mengapa nomor telepon di kebanyakan negara adalah maksimal 7 angka. Memori pendek yang sejenak juga tidak tahan lama, maksimal 30 detik.
Memori pendek sejenak dapat diperpanjang untuk beberapa menit dengan cara pengulangan. Pada saat kita mau menelpon seseorang, misalnya kita mengulang nomor yang diberikan sebelum kita memijat nomor – nomor itu. Perpanjangan seperti ini membuat memori pendek sejenak menjadi memori kerja, karena perbedaan yang sangat tipis ini, orang seringkali pula menyatukan memori pendek sejenak dan memori kerja menjadi memori pendek saja.


Sementara itu, Tuvling dan Lepage (2000) membagi memori menjadi 2 kelompok besar, yaitu :
  1.  Memori proskopik (disebut juga sebagai memori non-episodik)  
  2. Memori palinskopik (atau memori episodik)
Pada memori proskopik pengalaman pada suatu waktu dimanfaatkan untuk menangani kasus di masa depan. Anak yang jarinya terbakar karena main dengan korek api akan menghindar dengan benda itu lagi.
      Memori palinskopik atau episodik merujuk tidak ke masa depan tetapi ke masa lalu dan bersifat individual. Pengalaman ini perlu dibedakan dengan apa yang dinamakan memori semantik. Bila kita berbicara mengenai pengatahun tentang dunia maka kita berbicara tentang memori semantik, artinya siapapun memiliki memori seperti itu. Bahwa gunung itu lebih tinggi dari daratan biasa dan kalau kita ke sana pasti kita mendakinya merupakan pengetahuan tentang dunia yang dimiliki oleh siapa saja.
Memori episodik dan memori semantik mencakup jangkauan yang sangat luas. Bermacam – macam informasi yang visual, audio, verbal, spesial, dsb, dapat di simpan di sini. Karena itu, kedua macam memori ini sering dijadikan satu dengan nama memori deklaratif (Tulving dan Lepage 2000: 214; lihat juga Squire dan Kandel 1999: 106).
Dari bukti – bukti linguistik, Chafe (1973) menganggap adanya tiga macam memori:
 1.Memori permukaan (surface memory)
2. memori dangkal (shallow memory)
3. Memori dalam (deep memory)
            Kesadaran kita akan sesuatu tergantung pada empat macam input. Pertama, kita bisa sadar akan sesuatu karena danya  persepsi sensori yang berlangsung, kita alami, kalau kita sedang berjalan dan melihat seekor anjing tertabrak mobil, maka persepsi atas peristiwa itu akan masuk kedalam kesadaran kita. Kedua, kesadaran ini bisa kemudian ditampung dalam memori permukaan untuk beberapa saat setelah beberapa saat sebelumnya berada pada kesadaran kita. Ketiga , peristiwa ini bisa kemudian dipindahkan ke memori dangkal. Informasi yang ada di memori dangkal ini dapat sewaktu – waktu dipanggil kembali dengan ketepatan yang masih cukup tinggi. Akhirnya peristiwa ini bisa juga dikirim ke memori- dalam untuk disimpan dalam waktu yang panjang. Memori semacam ini biasanya kurang akurat dibandingkan dengan memori macam lainnya. Makin lama memori itu disimpan biasanya makin kurang akurat wujudnya. Chafe menggambarkan dalam bagan  berikut:


[1] Herman Ebbinghaus (1850-1909)
[2] Squire dan Kadel 1999
[3] Squre dan Kadel 1999
[4] Temporal lobe adalah bagian dari otak besar, terletak di kepala bagian samping (pelipis), berfungsi untuk mengendalikan pendengaran, beberapa aspek bahasa(bicara) dan penciuman, serta ingatan dan emosi, terutama rasa takut, yang pada akhirnya berhubungan dengan kemandirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar